Thought and Shares

Selasa, 29 September 2020

Delayed Gratification, Kontrol Diri Menunda Kesenangan

 



Delayed Gratification adalah salah satu skill yang sangat penting dilatih pada anak sejak usia dini. Delayed Gratification adalah salah satu cara untuk melatih dan mengembangkan kemampuan Regulasi Diri (Impluse & Emotional Control). Sedangkan regulasi diri, adalah kemampuan yang sangat penting untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Jumlah kasus baru Covid-19 di Indonesia masih terus mengalami peningkatan yang signifikan, bahkan angka penambahannya kembali mencapai rekor terbaru pada bulan Agustus 2020.

Ironisnya, di waktu yang sama didapati lalu lintas yang mulai padat, tempat-tempat umum dan tempat hiburan sudah ramai dipadati pengunjung, bahkan tidak jarang mereka mengabaikan protokol Covid-19.

Lalu, mengapa tetap berwisata atau hanya sekedar bersenang-senang "nongkrong" di luar bersama rekan-rekan, mengabaikan protokol Covid-19, meskipun tahu data peningkatan kasus Covid-19 terus mengalami pelonjakan?

Di situasi lainnya, anak-anak kita masih terus menjalani school from home (sekolah online/belajar di rumah) dalam waktu yang belum bisa dipastikan. Dalam pembelajaran online ini, ada sebagian anak yang berhasil menjalani sekolah online, di mana mereka tetap bertahan mengikuti pembelajaran, namun mengapa ada sebagian anak yang tidak bisa bertahan, dan terganggu di tengah-tengah proses pembelajaran? Ada yang belajar sambil chatting, ada yang update status di media sosial, ada yang sambil main game online, dan keluar masuk ruangan hanya untuk makan, minum lalu tidur-tiduran, dan berbagai aktivitas lain untuk menghilangkan kebosanan mereka.

Kemampuan Delayed Gratification bisa menjadi salah satu jawabannya. Tidak hanya pada anak-anak, bahkan orang dewasa pun ada yang masih belum mampu melakukan DELAYED GRATIFICATION, KONTROL DIRI MENUNDA KESENANGAN.

 "Apa itu Delay Gratification" 


Delay gratification adalah kemampuan untuk menolak/menunda dorongan/impulse/hasrat untuk tujuan jangka panjang yang lebih bernilai.

Kemampuan menunda kesenangan/kepuasan sangat penting terkait dengan kontrol diri, regulasi diri.

Menunda kesenangan/kepuasan juga dapat diartikan dengan menunda keinginan/temptation (godaan).

Kebutuhan harus langsung dipenuhi, namun kesenangan/keinginan/temptation (godaan) tidak harus langsung dipenuhi. Bisa ditunda, dan tidak ada konsekuensi buruk dari penundaan yang dilakukan.

Contoh kebutuhan VS keinginan:
1. Membeli handphone model baru ketika handphone  yang lama masih bisa dipergunakan, kondisi masih bagus dan baru setahun yang lalu dibeli, ini adalah keinginan. Membeli handphone baru karena handphone yang lama sudah rusak, ini adalah kebutuhan.
2. Main game di tengah-tengah school online, ini jelas keinginan/temptation (godaan) yang bisa ditunda.
3. Pergi berwisata ke tempat wisata publik pada saat kita semua sedang berusaha untuk menanggulangi virus Covid-19 bersama, jelas bukan kebutuhan melainkan kesenangan/keinginan yang tidak perlu dipenuhi saat itu juga.

Menunda main game saat school online untuk tujuan jangka panjang yang lebih bernilai yaitu memahami materi yang sedang diajarkan, pencapaian akademik dan naik kelas dengan baik.

Menunda wisata saat pandemi untuk tujuan yang lebih besar dan bernilai yaitu mengatasi pandemi virus Covid-19 di negara kita. Untik kepentingan, kebutuhan dan kebaikan bersama yang lebih luas.

SEJAK KAPAN KEMAMPUAN DELAYED GRATIFICATION PERLU DILATIH DAN DIBENTUK PADA ANAK?

Pada bayi sampai usia 2 tahun, semua dorongannya perlu segera dipenuhi. Dorongan bayi yang diekspresikan melalui bahasa tangisan adalah dorongan kebutuhan (butuh makan karena lapar, butuh dibersihkan pup dan pipisnya, butuh bermain dan berinteraksi dengan caregiver-nya, butuh diobati karena sakit). Semua kebutuhan ini perlu langsung dipenuhi, jangan ditunda. Hal ini juga untuk membangun pola Secure Attachment pada perkembangan psikologis anak.

Kalau kita pernah mendengar, "Bayi menangis dibiarkan saja supaya tidak manja dan bau tangan", ini sebuah pemahaman yang keliru!

Kemampuan delayed gratification sudah dan perlu mulai dikembangkan sejak usia +/- 2 tahun. Karena:
1. Setelah +/- usia 2 tahun, dorongan yang muncul pada anak tidak lagi hanya kebutuhan namun mulai muncul impuls/dorongan yang sifatnya kesenangan/keinginan/temptation (godaan).
2. Usia +/- usia 2 tahun, anak juga sudah mulai memahami konsep sebab akibat.
3. Usia +/- usia 2 tahun, anak juga sudah mulai memahami konsep tujuan/goal.

Seiring bertambahnya usia, jika dilatih dan dibentuk, maka anak mulai bisa menekan/menunda impuls/dorongan/keinginannya, menahan diri untuk meraih tujuan dan kepuasan yang lebih bernilai. Semakin bertambah usia seharusnya tidak lagi impulsif.


KEMAMPUAN DELAYED GRATIFICATION dan PREDIKSI KESUKSESAN HIDUP

Sebuah penelitian longitudinal mengenai Delayed Gratification dilakukan oleh Profesor Walter Mischel di Stanford University pada tahun 1972.

Gambaran eksperimen:
Mischel melakukan uji coba pada anak-anak berusia empat dan lima tahun di Taman Kanak-kanak Bing di dalam kampus Universitas Stanford. Masing-masing dari anak tersebut dibawa ke dalam suatu ruangan dan sebuah marshmallow diletakkan di meja di depan anak tersebut. Mereka diberitahu bahwa mereka boleh memakan marshmallow tersebut sekarang, tetapi apabila mereka menunggu 20 menit, Mishcel akan kembali dan memberikan mereka tambahan satu marshmallow.

Hasil dari percobaan tersebut adalah sepertiga dari anak-anak tersebut memakan marshmallow dengan segera, sepertiga lainnya menunggu hingga Mischel kembali dan mendapatkan dua marshmallow dan sisanya berusaha menunggu tetapi akhirnya menyerah setelah waktu yang berbeda-beda.

Tujuan awal dari percobaan ini adalah untuk mengetahui proses mental yang membuat seseorang menunda kepuasaannya saat ini untuk mendapatkan kepuasan yang lebih pada masa mendatang.

Analisis statistik menunjukkan bahwa kemampuan menunda kesenangan, tingkat pengendalian/kontrol diri seorang anak merupakan alat yang sangat akurat dalam memperkirakan nilai akademik yang baik, penyesuaian emosional yang bagus, keterampilan interpersonal yang tinggi, rasa aman, kemampuan beradaptasi, kondisi keberhasilan finansial, kesehatan yang baik.


Sumber: Hanlie Muliani, M.Psi, Komunitas Parenting Education

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Delayed Gratification, Kontrol Diri Menunda Kesenangan

  Delayed Gratification adalah salah satu skill yang sangat penting dilatih pada anak sejak usia dini. Delayed Gratification adalah salah ...